Oesophagus
Maag Duodenum (OMD)
Adalah pemeriksaan secara radiografi dengan menggunakan media kontras
(positif dan negatif) untuk menampakkan kelainan pada lambung.
Indikasi pemeriksaan :
-
Divertikula
: Penonjolan keluar dari maag yang membentuk kantung (banyak terjadi pada
fundus)
-
Gastritis
: radang pada dinding lambung (akut/kronik)
-
Hematemesis
: perdarahan
-
Neoplasma
: tumor/kanker
-
Hernia
hiatal : sebagian lambung tertarik keatas diafragma karena esophagus yang
pendek/melemahnya otot diafragma
-
Stenosis
pylorus : penutupan atau penyempitan dari lumen pylorus
-
Ulcer/ulcus/tukak
: erosi/luka terbuka pada permukaan selaput lender lambung (rokok, bakteri,
dll)
Kontra Indikasi :
-
Persangkaan
perforasi tidak boleh menggunakan BaSO4
-
Obstruksi
usus besar
Anatomi
Stomach
(Maag=Gaster=Lambung)
Terdiri dari 4 bagian besar yaitu : cardiac, fundus,
body atau corpus dan pylorus.
Persiapan alat dan bahan :
· Obat emergensi : dexametason, delladryl, dll
· Media kontras : Barium Sulfat
· Air mineral
· Barium encer (dg air hangat)
· (BaSO4 : air = 1: 4 )
· Kontras negative : tablet efferfecent, natrium sulfat, sprite, dll)
· Pesawat sinar-ax + Flouroscopy
· Film + kaset + grid ukuran 24x30 cm
· Apron
· Sarung tangan Pb
· Baju pasien
· Gelas dan sendok
· Tissue
· Bengkok
· Baju pasien
· marker
Persiapan
Pasien :
1.
Pasien
diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan -> kooperatif
2.
2 hari sebelum pemeriksaan psaien diet rendah serat
untuk mencegah pembentukan gas akibat fermentasi
3.
Lambung
harus dalam kondisi kosong, untuk memastikan lambung kosong dari makanan dan
air pasien puasa 8-9 jam sebelum pemeriksaan
4.
Pasien
tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat-obatan yang yang mengandung substansi
radiopaque seperti steroid, pil kontrsepsi, dll
5.
Sebaiknya
kolon bebas dari fecal material dan udara bila perlu diberikan zat laxative
6.
Tidak
boleh merokok
7.
Pasien
diminta mengisi inform consent
Prosedur single kontras :
1.
Penjelasan pada pasien ttg prosedur Foto Polos abdomen
2.
Dilakukan Persiapan pemeriksaan
3.
Dibuat foto polos abdomen/dilakukan flouroskopi hepar,
dada dan abdomen
4.
Pasien diberikan Media Kontras ± 1 gelas
5.
Jika memungkinkan pasien dalam posisi berdiri, jika
pasien recumbent pasien minum dengan sedotan
6.
Pasien
diinstruksikan minum 2 – 3 teguk media kontras, dilakukan manipulasi agar
seluruh mukosa terlapisi diikuti flouroskopi atau dibuat foto yg dibutuhkan.
7.
Setelah melihat rugae pasien minum sisa barium u’
melihat pengisian penuh dan duodenum
8.
Dg teknik fluoroskopi pasien dirotasi dan meja dp
disudutkan shg seluruh aspek oesophagus, lambung dan duodenum terlihat.
Proyeksi Pemotretan :
1. PA erect
(film 30x40) -> untuk melihat type dan posisi lambung
2. Lateral
erect -> untuk melihat space retrogastric kiri
3. PA
recumbent -> untuk melihat gastroduodenal surface
4. PA Oblik
(RAO) -> untuk melihat pyloric canal dan duodenal bulb
5. Right
Lateral Decubitus -> duodenal loop, duodenal junction dan retrogastric space
6. AP
recumbent -> melihat bagian fundus terutama pada teknik double contrast,
rotasi lateral untu melihat lesi pada dinding anterior dan posterior,
retrogastric portion dari jejunum dan illium
7. Variasi
supine dengan mengatur kepala labih rendah 250 - 300 untuk
melihat hernia hiatal dan 100 - 150 dan rotasi pasien ke
depan (sisi kanan dekat meja) untuk melihat gastroesophageal junction juga
untuk melihat regurgitasi.
Prosedur Double Kontras
1. Setelah
minum media kontras positif, pasien diberikan pil, bubuk carbonat untuk
menghasilkan efek gas.
2. Pasien
diposisikan recumbent dan diinstruksikan untuk berguling-guling 4-5 putaran
sehingga seluruh mukosa lambung terlapisi media kontras
3. Dapat
diberikan glucagon atau obat lain untuk mengurangi kontraksi lambung (lambung
lebih relax)
4. Dilakukan
pengambilan foto dengan proyeksi sesuai yang diinginkan sama pada teknik single
kontras
5. Bila menggunakan
fluoroscopi diambil spot foto pada daerah-daerah yang diinginkan.
PROYEKSI UNTUK OMD
Basic
·
RAO (Recumbent)
·
PA (Recumbent)
·
Right Lateral (Recumbent)
·
LPO (Recumbent)
·
AP (Recumbent)
·
Esophagram (barium swallow)
Basic
·
RAO (350- 400)
·
Lateral
·
AP (PA)
Special
·
LAO
PROYEKSI RAO
- Posisi Pasien : recumbent, prone
- Posisi Objek : Abdomen diatur sehingga abdomen membentuk sudut 40 – 70 derajat dengan tepi depan MSP, lengan tangan sebelah kiri flexi ke depan, knee joint flexi.
- Central Ray : vertical tegak lurus
- Central Point : daerah bulbus duodeni
- Stenik : 1-2 inch dari L2
- Asthenic : 2-5 inchi di bawah L2
- Hiperstenic : 2-5 inchi di atas L2
- FFD : 100 cm
- Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas
- Kriteri radiograf :
- Struktur ditampakkan : daerah lambung dan lengkung duodenum membentuk huruf C
- Tampak bagian – bagian dari lambung bebas superposisi
- Dapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainan
- Tidak tampak kekaburan dan pergerakan.
PROYEKSI PA
- Fungsi : untuk memperlihatkan polip, divertikul, gastritis, pada badab dab pylorus lambung
- Posisi Pasien : berdiri, prone menghadap kaset
- Posisi Objek : MSP pada pertengahan meja / kaset. Batas Atas : Xyphoid ( Th 9-10 ), Batas Bawah: SIAS, diyakinkan tidak ada rotasi abdomen.
- CR : Tegak Lurus
- CP : Pada pylorus dan bulbus duodeni.
- Stenik : 1-2 inchi dibawah L2 menuju lateral batas costae dan 1 inchi kekiri dari C. Vertebrae
- Astenic : 2 inchi dibawah L2
- Hiperstenic : 2 Inchi diatas level duodenum
- Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
- Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum
- Body dan pylorus tercover
- Struktur gambar dapat menampakkan jaringan dari lambung dan duodenum.
- Tampak struktur anatomis sesuai dengan kelainan dan patologi yang ada
- Struktur gambar dapat menampakkan jaringan dari lambung dan duodenum.
-
Tampak struktur anatomis
sesuai dengan kelainan dan patologi yang ada
PROYEKSI
LATERAL ERECT (RIGHT LATERAL)
- Fungsi : memperlihatkan proses pada daerah retrogastric seperti divertikel, tumor, ulkus gastric, trauma pada perut dan batas belakang lambung.
- Posisi Pasien : pasien miring arah kanan, atur kaki dan dan tangan mengikuti kemiringan pasien
- Posisi Objek : bahu dan daerah costae dalam posisi lateral, batas atas xyphoid, batas bawah crista iliaka
- Central Ray : Tegak Lurus
- Central Point : bulbus duodenum pada L1
- Stenik : 1-1,5 ke depan dari mid coronal plane
- Astenic : 2 inchi dibawah L1
- Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
- FFD : 100 cm
- Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
- Kriteria Radiograf :
- Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum tercover celah retrogastric, pylorus dan lengkung duodenum akan terlihat jelas khususnya pada tipe hiperstenic
- Lengkung duodenum terletak pada sekitar L1
- Dapat memperlihatkan anatomi dan kelainan yang ada.
PROYEKSI LPO
Fungsi : bila digunakan double kontras akan dapat memperlihatkan dengan jelas batas antara udara dengan dinding pylorus dan bulbus sehingga jelas untuk GASTRITIS dan ULKUSPosisi Pasien : pasien recumbent, punggung menempel kaset.Posisi Objek : dari posisi supine dirotasikan 30 – 60 derajat dengan bagian kiri menempel meja, tungkai difleksikan untuk menopang, Batas atas :proc.xyphoideus, Batas bawah : SIASCR : Tegak LurusCP : pertengahan crista iliaca
- Stenik : L1
- Astenic : 2 inchi dibawah L1 mendekat mid line
- Hiperstenic : 2 Inchi diatas L1
- FFD : 100 cm
- Expose : ekspirasi dan tahan nafas.
Kriteria Radiograf :
- Struktur yang tampak daerah lambung dan duodenum, bulbus duodenum tanpa superposisi dengan pylorus
- Fundud tampak tertempeli BaSO4
- Pada double kontras tampak batas body dan pylorus dengan batas udara
- Tidak ada pergerakan dan kekaburan gambaran lambung dan duodenum
PROYEKSI AP
Posisi Pasien : SupinePosisi Objek : MSP pada mid line meja, pastikan tubuh tidak ada rotasiCR : tegak lurus dengan kasetCP : pada L1 ( diantara xypoid dan batas bawah costae )FFD : 100 cmEksposi : ekspirasi dan tahan nafasKriteria radiograf :Catatan :Stenik : L1Asthenic : 2 inchi di bawah L1Hiperstenic : 1 inchi di atas L1Struktur ditampakkan : lambung dan duodenum, diafragma dan paru-paru bagian bawahTampak bagian – bagian dari lambung bebas superposisiDapat menampakkan daerah yang mempunyai indikasi / kelainanTidak tampak kekaburan dan pergerakan.Variasi supine dengan mengatur kepala lebih rendah 25 – 30 derajat untuk melihat hernia hiatal.10 – 15 derajat dengan rotasi pasien ke depan ( sisi kanan dekat meja ) untuk melihat gastroesophageal junction juga untuk melihat regurgitasi.
- pasien disuruh berguling diikuti dengan fluoroscopi hingga BaSO4 melumuri seluruh permukaan lambung
- buat spot foto lambung posisi RAO, lateral kanan, PA, dan LPO
- spot foto dibuat sesuai dengan kelainan/posisi yang diperlukan
- setelah kontras mengisi lambung dan duodenum dibuat foto up right AP/PA
- tunggu kira-kira 5 menit, setelah kontras masuk
- buat radiograf RAO
- lihat hasilnya, bila kontras sudah memenuhi lambung, dibuat proyeksi lateral kanan, PA
- LPO untuk melihat duodenum
- bila mungkin dibuat Up right AP dan PA.
terimakasih, sangat membantu..
ReplyDeleteSangat membantu 🤩
ReplyDelete