Film
·
Sinar-x
dapat menimbulkan resiko karena bisa merusak sel tubuh
· Perbedaan
tingkat kehitaman ditentukan oleh daya tembus sonar-x terhadap obyek yang dilalui (tergantung tenaga sinar-x, ketebalan obyek, kerapatan dan NA)
Struktur film : film base, substratum
layer,emulsion layer, supercoat
1. 1. Film base
(dasar film)
·
Terbuat
dari kaca, selulosa nitrat (mudah terbakar) -> dahulu
·
Terbuat
dari polyester (selulosa triasetat) sifatnya
harus flexible (mudah dalam handling)), kuat (tidak mudah robek), stabil
(tidak mudah terpengaruh panas), tidak mudah terbakar.
·
Warna
bening, jernih – diberi pewarna biru agar mudah dalam pembacaan foto dan enak
dipandang
·
Anti
halation : biasanya pada film single emulsi untuk mengurangi pantulan cahaya
dari film base
·
Effect
crossover : terjadi bila cahaya dari screen satu menembus film menuju screen
yang lain. Yang berakibat gambar kabur.
2. 2. Substratum
layer/Adhesive layer (lapisan perekat)
·
Berfungsi
untuk merekatkan emulsi film dengan film base dan untuk mencegah adanya
gelembung udara, atau perubahan bentuk ketika film dimasukkan dalam cairan
pengolah film.
·
Terbuat
dari selulosa ester + gelatin + aseton.
3. 3. Emulsion
layer (lapisan emulsi)
·
Bahan yang
sensitive terhadap foton sinar atau cahaya. Berfungsi untuk mencatat gambar.
·
Terbuat
dari : AgBr, Agl, dan AgCl.
·
Bahan
tersebut dicampur dengan gelatin (terbuat dari asam amino dari kulit + tulan
binatang)e
·
Gelatin
yang baik harus memebuhi syarat :
·
Mempunyai
daya ikat yang baik terhadap butir-butir perak halide
·
Tidak
memberi pengaruh terhadap perak halide
·
Menambah
sensitifitas film
·
Mudah
mengembang dan memberi kesempatan kepada zat lain ikut bereaksi.
·
Pada suhu
tertentu akan mudah bersenyawa secara merata, dan pada suhu dingin akan mudah
mengeras lagi.
·
Kristal
perak halide dalam emulsi film terbuat dari 96-98 % Agbr dan 2-4 % Agl.
Tahap pembuatan emulsi film :
a.
Produksi
Kristal (precipitation)
·
Dilakukan
ditempat yang benar-benar gelap dengan cara pengendapan AgBr yang dilakukan
dengan cara mereaksikan AgNO3 (silver nitrat) dengan potassium bromide.
·
Kristal
yang dihasilkan berbentuk pipih, triangukar dengan ukuran : 1 µm (0,00004 inchi). 1 kubik mm ³500.000.000 kristal.
·
Kristal
tersebut merupakan Kristal lattice (matrix) dalam bentuk kubus terdiri dari
perak, bromide dan iodine atom. Satu Kristal berisi 1010 atom. Pada tahap ini
Kristal perak halide ditambah bintik kepekaan (sensitivity speck) dengan
komponen gold.
b.
Ripening
AgBr
dipanaskan 50 c sehingga Kristal AgBr mengalami perubahan bentuk mulai yang
halus hingga kasar (tahap penyaringan). Dari yang kecil hingga besar. Semakin
lama waktu ripening semakin besar Kristal dan semakin sensitive.
c.
Mixing
Tahap
pematangan kembali dengan suhu lebih tinggi maksutnya untuk mempertinggi daya
sensitifitasnya pada emulsi film, kemudian pada suhu yang sama dicampur dengan
gelatin.
d.
Coating
Dalam
tahap akhir emulsi film direkatkan pada permukaan film base. Biasanya sekaligus
direkatkan dengan ukuran lebar 102 cm, kemudian dipotong sesuai ukuran yang
dikehendaki. Hanya ada beberapa perusahaan dunia yang mampu dalam tahap ini.
4. 4. Supercoat
(lapisan pelindung)
·
Lapisan
pelindung agar emulsi tidak mudah tergores, tidak mudah lengket. Terbuat dari
gelatin bening yang dikerakan. Didesain anti statis.
Karakteristik Film
Sebuah fil radiografi memiliki
karakteristik fisik dan karakteristik fotografik. Karakteristik fisik seperti
pada penjelasan sebelumnya.
Karakteristik fotografik film
radiografi terdiri dari :
a.
Kontras
film
Kemampuan
suatu film dalam memberikan respon terhadap perbedaan eksposi yang akan
menghasilkan suatu perbedaan tingkat kehitaman. Kontras dipengaruhi oleh ukran
dan sensitivitas Kristal perak halide.
·
Bila
butiran kecil -> kontras tinggi, speed rendah dan resolusi baik
·
Bila
butiran besar -> kontras rendah, speed tinggi dan resolusi rendah.
b.
Kecepatan
(speed) film
Kemampuan
film untuk menerima sejumlah sinar untuk memperoleh bayangan dengan tingkat
densitas tertentu.
Kecepatan
film dipengaruhi oleh :
·
Ukuran
Kristal
·
Tebal
lapisan emulsi
·
Sensitivitas
Kristal perak halide terhadap spectrum warna.
·
Film
dikatakan memiliki kecepatan yang tinggi bila film tersebut hanya membutuhkan
nilai eksposi yang sedikit untuk memperoleh densitas = 1.
c.
Resolusi
(graininess)
Ukuran
butiran Kristal perak halide yang terdistribusi dalam film. Bila butiran
berukuran besar akan menghasilkan resolusi yang rendah.
Latitude
Film
Respon
film terhadap suatu rentang eksposi dalam menghasilkan tingkatan densitas yang
masih bisa dilihat oleh mata (densitas guna).
Karakteristik
film yang berupa kontras dan kecepatan
dapat dilihat dengan menggunakan sebuah kurva karakteristik.
Sedangkan resolusi tidak dapat dilihat dengan kurva karakteristik tersebut.
Jenis-jenis
Film Rontgen
1.
Dilihat
dari lapisan emulsi
a.
Double
emulsi (emulsi ganda)
Film
rontgen yang memiliki dua lapisan emulsi yang sama tebalnya di kedua permukaan
dasar film. Film ini dapat digunakan secara bolak-balik.
Keuntungan
:
·
Sensitifitas
lebih tinggi sehingga nilai eksposi lebih rendah, sehingga dosis juga dapat
ditekan.
·
Waktu
eksposi lebih singkat.
·
Pergerakan
pasien bisa diminimalisasi.
·
Kontras
radiograf semakin baik.
·
Dapat
mengurangi kerusakan film pada bentuk film lengkung.
Kerugian :
·
Larutan
pembangkit cepat lemah.
·
Harga
lebih mahal
·
Efek
paralak bila radiograf tidak dilhat secara tegak lurus.
Contoh : untuk pemeriksaan secara
umum (kepala, abdomen, dll).
b.
Single
emulsi (emulsi tunggal)
·
Film yang
mempunyai lapisan emulsi hanya pada satu permukaan.
·
Perak
lebih sedikit karena hanya satu emulsi dan cairan pembangkit awet.
·
Hanya
untuk pemotretan tertentu, tidak bisa digunakan bolak-balik.
Contoh : film MCS, film mammografi,
film gigi.
2.
Dilihat
dari penggunaan screen
a.
Screen
film
·
Dalam
pemakaiannya selalu digunakan screen.
·
Eksposi
rendah, dengan gambar yang baik.
·
Dalam
penggunaannya selalu menggunakan kaset (agar terlindung dari cahaya).
·
Radiasi
terhadap penderita dapat ditekan sekecil mungkin.
·
Akan
tetapi resolulsi lebih rendah karena Kristal peraknya lebih kasar dari single
emulsi.
·
Dapat
timbul bayangan kurang tajam bila kontak screen –film kurang sempurna.
b.
Non-screen
film, cirinya :
·
Digunakan
tanpa screen. Dosis radiasi lebih tinggi (5-25 kali lebih tinggi).
·
Emulsinya
lebih tebal (2-3 kali)
·
Detail
yang dihasilkan lebih tinggi. Karena butir peraknya lebih halus.
·
Gambaran
yang dihasilkan 100 % dari sinar-x.
3.
Dilihat
dari segi kecepatan flm
a.
High speed
: film dengan kecepatan tinggi
Jenis
film yang memiliki Kristal perak halide yang relative kasar, sehingga film ini
menghasilkan kontras yang relative rendah/kurang baik, tetapi memerlukan jumlah
penyinaran yang relative kecil.
b.
Medium
speed / paar speed / jenis universal :
Butiran
sedang, ekspose sedang, kontras sedang.
c.
Low speed
Kristal
perak halus/kecil, kontras tinggi, resolusi baik, dan kecepatan rendah.
Hubungan speed dan kontras berbanding terbalik.
No comments:
Post a Comment