Wednesday, August 19, 2020

Film

Film

·         Sinar-x dapat menimbulkan resiko karena bisa merusak sel tubuh

·     Perbedaan tingkat kehitaman ditentukan oleh daya tembus sonar-x terhadap obyek yang   dilalui (tergantung tenaga sinar-x, ketebalan obyek, kerapatan dan NA)

Struktur film : film base, substratum layer,emulsion layer, supercoat

1.    1.  Film base (dasar film)

·         Terbuat dari kaca, selulosa nitrat (mudah terbakar) -> dahulu

·         Terbuat dari polyester (selulosa triasetat) sifatnya  harus flexible (mudah dalam handling)), kuat (tidak mudah robek), stabil (tidak mudah terpengaruh panas), tidak mudah terbakar.

·         Warna bening, jernih – diberi pewarna biru agar mudah dalam pembacaan foto dan enak dipandang

·         Anti halation : biasanya pada film single emulsi untuk mengurangi pantulan cahaya dari film base

·         Effect crossover : terjadi bila cahaya dari screen satu menembus film menuju screen yang lain. Yang berakibat gambar kabur.

2.       2. Substratum layer/Adhesive layer (lapisan perekat)

·         Berfungsi untuk merekatkan emulsi film dengan film base dan untuk mencegah adanya gelembung udara, atau perubahan bentuk ketika film dimasukkan dalam cairan pengolah film.

·         Terbuat dari selulosa ester + gelatin + aseton.

3.      3. Emulsion layer (lapisan emulsi)

·         Bahan yang sensitive terhadap foton sinar atau cahaya. Berfungsi untuk mencatat gambar.

·         Terbuat dari : AgBr, Agl, dan AgCl.

·         Bahan tersebut dicampur dengan gelatin (terbuat dari asam amino dari kulit + tulan binatang)e

·         Gelatin yang baik harus memebuhi syarat :

·         Mempunyai daya ikat yang baik terhadap butir-butir perak halide

·         Tidak memberi pengaruh terhadap perak halide

·         Menambah sensitifitas film

·         Mudah mengembang dan memberi kesempatan kepada zat lain ikut bereaksi.

·         Pada suhu tertentu akan mudah bersenyawa secara merata, dan pada suhu dingin akan mudah mengeras lagi.

·         Kristal perak halide dalam emulsi film terbuat dari 96-98 % Agbr dan 2-4 % Agl.

    Tahap pembuatan emulsi film :

a.       Produksi Kristal (precipitation)

·         Dilakukan ditempat yang benar-benar gelap dengan cara pengendapan AgBr yang dilakukan dengan cara mereaksikan AgNO3 (silver nitrat) dengan potassium bromide.

·         Kristal yang dihasilkan berbentuk pipih, triangukar dengan ukuran : 1 µm (0,00004 inchi). 1 kubik mm ³500.000.000 kristal.

·         Kristal tersebut merupakan Kristal lattice (matrix) dalam bentuk kubus terdiri dari perak, bromide dan iodine atom. Satu Kristal berisi 1010 atom. Pada tahap ini Kristal perak halide ditambah bintik kepekaan (sensitivity speck) dengan komponen gold.

b.      Ripening

AgBr dipanaskan 50 c sehingga Kristal AgBr mengalami perubahan bentuk mulai yang halus hingga kasar (tahap penyaringan). Dari yang kecil hingga besar. Semakin lama waktu ripening semakin besar Kristal dan semakin sensitive.

c.       Mixing

Tahap pematangan kembali dengan suhu lebih tinggi maksutnya untuk mempertinggi daya sensitifitasnya pada emulsi film, kemudian pada suhu yang sama dicampur dengan gelatin.

d.      Coating

Dalam tahap akhir emulsi film direkatkan pada permukaan film base. Biasanya sekaligus direkatkan dengan ukuran lebar 102 cm, kemudian dipotong sesuai ukuran yang dikehendaki. Hanya ada beberapa perusahaan dunia yang mampu dalam tahap ini.

 

4.       4. Supercoat (lapisan pelindung)

·         Lapisan pelindung agar emulsi tidak mudah tergores, tidak mudah lengket. Terbuat dari gelatin bening yang dikerakan. Didesain anti statis.

 

Karakteristik Film

Sebuah fil radiografi memiliki karakteristik fisik dan karakteristik fotografik. Karakteristik fisik seperti pada penjelasan sebelumnya.

Karakteristik fotografik film radiografi terdiri dari :

a.       Kontras film

Kemampuan suatu film dalam memberikan respon terhadap perbedaan eksposi yang akan menghasilkan suatu perbedaan tingkat kehitaman. Kontras dipengaruhi oleh ukran dan sensitivitas Kristal perak halide.

·         Bila butiran kecil -> kontras tinggi, speed rendah dan resolusi baik

·         Bila butiran besar -> kontras rendah, speed tinggi dan resolusi rendah.

b.      Kecepatan (speed) film

Kemampuan film untuk menerima sejumlah sinar untuk memperoleh bayangan dengan tingkat densitas tertentu.

Kecepatan film dipengaruhi oleh :

·         Ukuran Kristal

·         Tebal lapisan emulsi

·         Sensitivitas Kristal perak halide terhadap spectrum warna.

·         Film dikatakan memiliki kecepatan yang tinggi bila film tersebut hanya membutuhkan nilai eksposi yang sedikit untuk memperoleh densitas = 1.

c.       Resolusi (graininess)

Ukuran butiran Kristal perak halide yang terdistribusi dalam film. Bila butiran berukuran besar akan menghasilkan resolusi yang rendah.

 

Latitude Film

Respon film terhadap suatu rentang eksposi dalam menghasilkan tingkatan densitas yang masih bisa dilihat oleh mata (densitas guna).

Karakteristik film yang berupa kontras dan kecepatan  dapat dilihat dengan menggunakan sebuah kurva karakteristik. Sedangkan resolusi tidak dapat dilihat dengan kurva karakteristik tersebut.

 

Jenis-jenis Film Rontgen

1.       Dilihat dari lapisan emulsi

a.       Double emulsi (emulsi ganda)

Film rontgen yang memiliki dua lapisan emulsi yang sama tebalnya di kedua permukaan dasar film. Film ini dapat digunakan secara bolak-balik.

Keuntungan :

·         Sensitifitas lebih tinggi sehingga nilai eksposi lebih rendah, sehingga dosis juga dapat ditekan.

·         Waktu eksposi lebih singkat.

·         Pergerakan pasien bisa diminimalisasi.

·         Kontras radiograf semakin baik.

·         Dapat mengurangi kerusakan film pada bentuk film lengkung.

Kerugian :

·         Larutan pembangkit cepat lemah.

·         Harga lebih mahal

·         Efek paralak bila radiograf tidak dilhat secara tegak lurus.

Contoh : untuk pemeriksaan secara umum (kepala, abdomen, dll).

b.    Single emulsi (emulsi tunggal)

·         Film yang mempunyai lapisan emulsi hanya pada satu permukaan.

·         Perak lebih sedikit karena hanya satu emulsi dan cairan pembangkit awet.

·         Hanya untuk pemotretan tertentu, tidak bisa digunakan bolak-balik.

Contoh : film MCS, film mammografi, film gigi.

2.       Dilihat dari penggunaan screen

a.       Screen film

·         Dalam pemakaiannya selalu digunakan screen.

·         Eksposi rendah, dengan gambar yang baik.

·         Dalam penggunaannya selalu menggunakan kaset (agar terlindung dari cahaya).

·         Radiasi terhadap penderita dapat ditekan sekecil mungkin.

·         Akan tetapi resolulsi lebih rendah karena Kristal peraknya lebih kasar dari single emulsi.

·         Dapat timbul bayangan kurang tajam bila kontak screen –film kurang sempurna.

b.      Non-screen film, cirinya :

·         Digunakan tanpa screen. Dosis radiasi lebih tinggi (5-25 kali lebih tinggi).

·         Emulsinya lebih tebal (2-3 kali)

·         Detail yang dihasilkan lebih tinggi. Karena butir peraknya lebih halus.

·         Gambaran yang dihasilkan 100 % dari sinar-x.

 

3.       Dilihat dari segi kecepatan flm

a.       High speed : film dengan kecepatan tinggi

Jenis film yang memiliki Kristal perak halide yang relative kasar, sehingga film ini menghasilkan kontras yang relative rendah/kurang baik, tetapi memerlukan jumlah penyinaran yang relative kecil.

b.      Medium speed / paar speed / jenis universal :

Butiran sedang, ekspose sedang, kontras sedang.

c.       Low speed

Kristal perak halus/kecil, kontras tinggi, resolusi baik, dan kecepatan rendah. Hubungan speed dan kontras berbanding terbalik.

 

 

 

 

 

 

 

No comments:

Post a Comment

Belvi 20 bulan

 Cepat sekali anak saya usia 20 bulan Belvi pagi kemarin tiba2 muntah air Lemes padahal belum sarapan  Agak rewel emng habis mandi itu Trnya...