Histerosalpingografi (HSG)
Pengertian
Hysterosalpingography atau HSG merupakan pemeriksaan dengan memasukkan media kontars radio-opaque melalui cannula untuk memperlihatkan bentuk, ukuran dan posisi uterus serta tuba fallopi. dapat pula untuk memperlihatkan lesi seperti polip, tumor atau fistula dan untuk memeriksa patensi tuba fallopi pada kasus sterilitas.
Indikasi :
- Infertilitas
- Kelainan kongenital pada uterus, seperti : arcuate uterus, bicomuate uterus, uterus didelphys
- Perlengketan uterus (sindrom asherman's)
- Pemeriksaan sebelum myomectomy
- Pendarahan abnormal pada uterus
- Operasi tuba fallopi
- Lokalisasi IUD (DES) pada uterus
- Endometrial carcinoma
- Hamil
- Pendarahan uterus yang hebat
- Radang pelvis akut
- Alergi media kontras
- Mengidap penyakit seksual menular, seperti gonorhea atau chlamydia
- Memiliki riwayat penyakit ginjal atau diabetes
- Pasien diberitahu tentang prosedur HSG, termasuk ditanyai kapan haid terakhir, karena HSG dilakukan pada waktu 2-5 hari setelah haid terakhir dan sebelum ovulasi terjadi ovulasi. Atau pada 10-14 hari dari hari pertama haid terakhir (HPHT).
- Malam hari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien melakukan urus-urus. bisa dengan minum obat laksatif seperti dulcolax.
- Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien memberi pernyataan bersedia mengikuti pemeriksaan.
- Pasien akan ditawari obat sedative untuk penenang dan mengurangi kontraksi oerut bila perlu.
- Pasien berganti baju pasien dan mengosongkan kandung kencing.
- Pesawat sinar-X dilengkapi dengan fluoroscopi
- Kaset dan film ukuran 18 x 24 cm
- Larutan desinfektan
- Obat antiseptik
- Obat sedative atau anti peristaltik
- Peralatan memasukkan kontras, ada 2 macam : 1) Hysterosalpingography set, terdiri atas : portubator/metal cannula, speculum, tang porsio, conus, sphigmanometer, spuit glass. 2) Foley catheter, biasanya ukuran 8 atau 10, speculum, long forcep, colby adaptor, extension tube, 2-way stopcock dan dua spuit, ukuran 12 ml untuk wadah media kontras, ukuran 3 ml untuk air steril.
- Media kontras radio-opaque, biasanya water coluble. contohnya sinografin. water soluble dipilih karena menghasilkan gambaran diagnostik yang lebih baik daripada oil-soluble dan tidak memiliki efek samping.
- Duk steril dan handscoon.
Plain Foto
digunakan untuk mengetahui persiapan pasien, yakni dengan tidak adanya obyek yang mengganggu (feses) disekitar area pemeriksaan, benda asing seperti IUD, melatih pasien utnuk ekspirasi dan tahan nafas saat dilakukan ekspose serta menentukan faktor eksposi yang tepat.
- Posisi pasien : Posisi lithotomi diatas meja pemeriksaan
- Posisi obyek : cavum pelvis tercover dalam film, batas atas SIAS, batas bawah simphisis pubis
- CR : vertikal tegak lurus kaset
- CP : 2 inchi proksimal simphisis pubis
- FFD : 100 cm
- Kaset : 18 x 24 cm
- Faktor eksposi : menggunakan kV tinggi dan waktu eksposi yang singkat. pasien ekspirasi dan tahan nafas saat dilakukan ekspose
- kandung kemih dikosongkan
- supine posisi lithotomi
- menilai posisi serviks dan uterus
- pasang spekulum supaya serviks terlihat
- desinfeksi vagina dan sondase uterus
- cannula dimasukkkan
- kembangkan balon (balon menyumbat uterus bawah dan mencegah kontras keluar)
- pasang spuit 12 ml kontras water soluble pada kateter
- injeksi kontras dengan fluoroscopi-guided
Proyeksi Anteroposterior
- Posisi pasien : posisi lithotomi diatas meja pemeriksaan
- Posisi obyek : cavum pelvis tercover dalam film
- CR : vertikal tegak lurus kaset
- CP : 2 inchi proksimal simphisis pubis
- FFD : 100 cm
- kaset : 18 x 24 cm
- Faktor eksposi : menggunakan kV tinggi dan waktu eksposi yang singkat. pasien ekspirasi dan tahan nafas saat dilakukan ekspose
- kontras terlihat diantara lengkung usus
- balon kateter dikempiskan dan dilepas
No comments:
Post a Comment