Abdomen
Anatomi
Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter panjang dalam keadaan hidup. Usus halus memanjang dari lambung sampai katub ibo kolika tempat bersambung dengan usus besar. usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi usus besar.
3. Usus besar/Intestinum crassum
Usus besar adalah sambungan dari usus halus dan dimulai dari katup ileokdik yaitu tempat sisa makanan. Panjang usus besar kira-kira 1,5 meter.
4. Hati/hepar
Hati adalah kelenjar terbesar didalam tubuh yang terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma. hati secara luar dilindungi oleh iga-iga.
5. Kandung empedu
Kandung empedu adalah sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan membran berotot. letaknya didalam sebuah lekukan di sebelah permukaan bawah hati, sampai di pinggiran depannya. panajngnya 8 -12 cm. kandung empedu terbagi dalam sebuah fundus, badan dan leher.6. Pankreas
Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah. pannjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari duodenum sampai limpa.
7. Ginjal/Renal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal di sebelah kanan dari kiri tulang belakang, di belakang peritoneum. dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebrae thoracalis sampai vertebrae lumbalis ketiga ginjal kanan lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan.
8. Limpa/spleen
Terletak di regio hipokondrium kiri di dalam cavum abdomen diantara fundus ventrikuli dan difragma.Persiapan pasien
- 1-2 hari sebelum pemeriksaan pasien melakukan diet makanan berserat kasar. hany aboleh makan makanan yan glunak dna tidak mengandung serat kasar seperti bubur kecap.
- 12 jam sebelum pemeriksaan maminum obat dulcolak dan dilanjutkan puasa sampai jalannya pemeriksaan.
- 4 jam sebelum pemeriksaan pasien diberi dulcolak kembali untuk membersihkan sisa feses agar benar-benar bersih.
- dalam puasa pasien dilarang berbicara dan merokok untuk mengurangi udara dalam usus.
- pagi harinya pasien dilavement untuk menuntaskan feses dalam usus.
- mengganti baju dengan menggunakan baju pasien.
- Posisi pasien : pasien tiduran/supine di meja pemeriksaan dengan MSP tubuh diatur agar berada pada garis tengah meja.
- Posisi obyek : kedua kaki lurus dan beri pengganjal di bawah knee
- kedua tangan diletakkan di samping badan. atur dan pastikan abdomen true AP (tidak ada rotasi pada abdomen)
- atur batas atas kaset setinggi proc. xypoideus dan batas bawah kaset setinggi simpisis pubis.
- CR : sinar tegak lurus kaset
- CP : pada umbilikus atau setinggi vert. lumbal 3-4
- FFD : 100 cm
- ekspose : saat ekspirasi dan tahan nafas
- kaset : 30x40 cm
- Kriteria radiograf : tampak kontur liver (hati), ginjal, dan keadaan dalam abdomen, tampak sedikit costae dan proc. spinosus, columna vertebrae pada satu garis lurus.
- jika pasien tidak mengalami rotasi maka tampak proc. spinosus pada pertengahan vert. lumbal, kedua SIAS terlihat simetris, os. illiaca simetris. selain itu, pada radiograf juga menunjukkan gambar soft tissue seperti lapisan "pro peritoneal fat", muskulus psoas dan diafragma.
- Posisi lateral : pasien supine diatas meja pemeriksaan. putar pasien ke posisi berbaring lateral di kanan atau kiri.
- Posisi obyek : fleksikan lutut pasien agar dalam posisi nyaman dan sesuaikan tubuh sehingga midcoronal plane berada pada garis tengah grid.
- flesikan siku, dan tempat tangan di bawah kepala pasien
- pertengahan kaset di pundak krista illiaka atau 2 inchi (5 cm) di atas puncak untuk memasukkan difargama.
- CR : vertikal tegak lurus kaset
- CP : di puncak krista illiaka atau 2 inchi (5 cm) di atas puncak agar diafragma tercover.
- Eksposi : ekspirasi dan tahan nafas.
- Posisi pasien : posisi pasien tidur miring/lateral recumbent
- jika pasien tidka bisa berdiri, tempatkan pasien dengan posisi lateral recumbent
- gunakan posisi lateral kiri decubitus di situasu tersebut
- jika memungkinkan, pasien tidur miring di meja selama beberapa beberapa menit sebelum di ekspose untuk memungkinkan udara memenuhi abdomen
- tempatkan lengan pasien diatas diafragma sehingga tidak menutupi bagian atas abdomen
- lutut pasien sedikit di fleksikan untuk menstabilisasikan.
- Posisi obyek : atur grid vertikal sehingga bagian panjang dari kaset di pertengahan mid sagital plane
- atur posisi pasiensehingga crista illiaka di pertengahan kaset
- CP : 2 inchi (5 cm) diatas krista illiaka
- CR : horizontal dan tegak lurus pertengahan kaset
- FFD : 100 cm
- Kriteria radiograf : menunjukkan adanya udara dan fluid level pada abdomen
- berguna untuk menaksir udara dalam abdomen ketika posisi berdiri tegak tidak digunakan
- densitas dan kontras harus mampu menunjukkan tissue interface
- tampak garis tepi bawah dari hati
- tampak bayangan ginjal
- tampak otot psoas
- tampak garis cortical dari tulang
- tidak ada gerakan dari diafragma
- dinding abdomen, struktur pinggul
- tidak ada rotasi dari pasien
- tampak identitas tepat
- marker terpasang dengan benar
- Posisi pasien : pasien diposisikan setengah duduk dengan memberi bantalan dibawah bahu pasien atau dengan mengatur kemiringan meja pemeriksaan. atur MSP tubuh berada pada pertengahan kaset.
- Posisikan obyek : letakkan kedua lengan berada di samping tubuh dan usahakan tidak ada rotasi pada shoulder dan pelvis agar posisi abdomen tidak ada rotasi.
- CR : atur arah sinat agar tegak lurus terhadap kaset
- CP : pada ± 2 inchi di atas krista illiaka. usahan diafragma tidak terpotong
- FFD : 100 cm
- Ekspose : lakukan saat inspirasi penuh dan tahan nafas.
- Kriteria radiograf : tampak kedua diafragma dan bagian bawah abdomen
- tampak udara bebas di hemidiafragma kanan
- gaster terisi udara dan terdapat air fluid level pada fundus
No comments:
Post a Comment