Saturday, August 15, 2020

Teknik Radiografi Dental

 Dental 

Anatomi

Jumlah gigi manusia dewasa : 32 buah, teridir dari 16 buah pada tiap-tiap rahang, yaitu :

  • 2 buah insisivus (gigi seri) : untuk memotong dna menggigit
  • 1 buah caninus (gigi taring) : untuk merobek dan mencabik
  • 2 buah premolar (gigi geraham depan) : untuk mengunyah makanan
  • 3 buah molar (gigi geraham belakang) : untuk mengunyah makanan

Patologi
  • Impaksi merupakan gangguan yang terjadi pada gigi dimana gigi yang baru tumbuh mendesak gigi di depannya yang sudah lebih dahulu tumbuh. Impaksi biasanya terjadi pada molar 3 yang mendesak molar 2. ini terjadi karena pasien memiliki mandibula yang pendek sehingga molar 3 tidak mendapat cukup tempat untuk tumbuh.
  • Cystisis adalah sebuah kelainan dimana bagian mandibula yang menjadi tempat untuk radix (akar) gigi mengalami kekosongan.
  • Susunan gigi yang tidak rata : susunan gigi yang seharusnya tumbuh secara rata. tetapi banyak juga orang memiliki susunan gigi yang tidak rata. ini kebanyakan merupakan bawaan sejak lahir, tetapi ada juga yang diakibatkan karena kebiasaan makan saat kecil atau juga karena kecelakaan.
  • Caries dentis adalah gigi berlubang. biasa terjadi akibat pengeroposan pada gigi yang penyebabnya banyak hal, bisa karena sisa makanan yang tertinggal, bakteri, dll.


Persiapan pasien 
  • Pasien mendapatkan keterangan tentang tata cara kerja pada waktu pemeriksaan
  • Pasien menggunakan apron sebagai perisai terhadap bahaya radiasi
  • Pasien dianjurkan untuk menanggalkan segala assesoris yang mengganggu terhadap pelaksanaan pemeriksaan yang dapat meninggalkan artefak pada radiograf, seperti kacamata, gigi palsu.
Persiapan Alat dan Bahan 
  • Pesawat dental X-ray
  • Film dental
  • Alat bantu pemeriksaan dental (contoh : bite wing)
Film dental memiliki karakteristik sebagai berikut :
  • termasuk kelompok nonscreen film
  • double sided emulsion (emulsinya timbal balik)
  • berada dalam amplop
  • terdapat "Lead Foll" (kertas timbal balik)
  • memiliki pip point diletakkan dipuncak (appex)
  • ukuran 3x4 cm
  • film base cellulose tricetat
  • thickness : 6/1000 inchi
  • water proof (kedap air)
  • flexible (dapat ditekuk)
Hal yang perlu diperhatikan dalam memasang dental film :
  • Pip point diletakkan dipuncak, karena :
    • untuk mengidentifikasi 
    • untuk menjepit hanger
      • rahang atas : pip point diletakkan dibawah
      • rahang bawah : pip point diletakkan diatas
  • Lead foil dibelakang bagian gigi berfungsi untuk menjaga film dari radiasi hambur balik (back sceater)
  • Fleksibel dapat ditekuk sesuai dengan bentuk gigi. rahang bawah lebih susah daripada atas karena mentok atau sakit.


Cara meletakkan film di dalam mulut :
  • Untuk gigi depan : sumbu panjang film diletakkan secara vertikal. yang dimaksud gigi depan adalah gigi insisivus sampai dengan kaninus atas ataupun depan.
  • Untuk gigi belakang : sumbu panjang film diletakkan secara horizontal. Gigi yang akan dibuat foto rontgennya harus berada di tengah-tengah film.
Arah sumbu sinar :
  • Tempatkan tabung sinar-x dengan benar dengan memposisikan arah berkas sinar tegak dengan memposisikan arah berkas sinar tegak lurus terhadap bidang bagi secara imajiner.
Cara fiksasi film dalam mulut :
    Fiksasi film harus dijaga di bagian gigi agar film tidak melengkung sehingga tidak terjadi perpanjangan gambar gigi dari ukuran gigi yang sebenarnya.

Arah tube head
1. Insisivus, tube head diarahkan pada ujung hidung.
2. Caninus, tube head diarahkan ke garis yang menghubungkan kuping hidung.
3. Pre molar, tube head diarahkan sejajar pertengahan orbita.
4. Molar, tube head diarahkan sejajar outer chantus.


Intra Oral Radiografi ada 3 : Periapical Radiografi, bitewing Radiografi, Occlusal Radiografi.
1. Periapical Radiografi merupakan jenis radiografi intraoral yang bertujuan melihat keseluruhan mahkota dan akar gigi (crown dan root), tulang alveolar dan jaringan sekitarnya. 

Indikasi pemeriksaan proyeksi periapikal :
  • mendeteksi infeksi atau peradangan apikal
  • sebagai pemeriksaan kondisi periodontal
  • pemeriksaan pasca trauma pada gigi yang berhubungan dengan alveolar bone
  • pemeriksaan gigi yang belum tumbuh
  • pemeriksaan morfologi akar gigi sebelum dilakukannya ekstraksi
  • pemeriksaan preoperasi dan pasca operasi
  • evaluasi mendetail pada kista apikal dan lesi lain pada alveolar bone
  • evaluasi dari pasca pembedahan implan

a. Bisecting angle teknik
    Misalnya : gigi impaksi dapat dilihat lebih ke medial atau apikal
    Tekniknya :
  • Film diletakkan pada bagian lingual atau palatinal dari gigi yang akan difoto
  • Salah satu ujung film menyentuh bagian incisal dari gigi dan membentuk sudut dengan long axis gigi
  • X-ray tube / sinar central tegak lurus dengan garis (khayal) yang membagi dua sudut yang dibentuk antara long axis gigi dengan film.
  • Hasilnya tampak gigi-gigi RA atau RB maksimal 4 gigi untuk gigi anterior dan 3 gigi untuk gigi posterior.

b. Parallel teknik 
  • Film diletakkan pada bagian palatinal atau lingual gigi yang akan difoto
  • Film diletakkan sejajar dengan long axis gigi dengan memakai "film holder"
  • Sinar sentral diarahkan tegak lurus terhadap axis gigi dan film
  • Teknik ini menghasilkan gambar yang lebih baik daripada teknik bisecting angle

Kelebihan teknik paralel :
  • mengurangi megnifikasi, elongasi, foreshortening, distorsi, serta kekurang tajaman citra gambaran.
  • penaikan FSD mengurangi dosis radiasi, serta meningkatkan kualitas citra dengan mengurangi efek penumbra.
  • pengurangan efek-efek distorsi due to kelengkungan film atau image receptor.
Kekurangan teknik paralel :
  • hanya bisa digunakan untuk FFD yang pendek (<20 cm)
  • gambaran anatomi terbatas.
Teknik Pemotretan pada dental
1. Insisivus rahang atas
    CP : pertengahan insisivus rahang atas atau ujung os . nasal
    CR : 60 derajat caudally
    FFD : 30 cm
    kV : 60-70

2. Insisivus rahang bawah
    Atur tabung pesawat gigi dengan bidnag oklusal bawah sehingga membentuk sudut 25-30 derajat cranially.
Film memanjang.
Faktor eksposi : untuk gigi insisivus dan caninusm second yang dipilih 3 atau 4 second, tergantung tebalnya obyek.
Sentrasikan sinar pada simfisis menti
CR : 20-30 derajat cranially
CP : pada pertengahan insisivus, 1 cm diatas lower border dari mandibula atau sympisis menti
kV : 40-150 kV
mA : 15 mA
Fokus : kecil

Pengaturan pasien :
    Setelah pengaturan faktorekposi maka pasien dipersilahkan duduk, diatur posisinya sesuai dengan obyek yang diperiksa, lalu masukkan film ke dalam mulut pasien, lalu atur letak film pada gigi yang diperiksa.

Kriteria gambaran :
  • seluruh gambaran gigi harus tergambar pada film
  • tidak terjadi horizontal overlapping (yang menyebabkan ketidakjelasan akar lanjutan)
  • harus terlihat densitas dan kontras yang jelas antara enamel dan dentin gigi
  • tidak ada bekas roller
  • tidak terdapat fog film
  • tidak terdapat kontaminasi, serta percikan unsure kimia
  • tidak terjadi elongation maupun foreshortening pada gambaran gigi
  • harus terlihat 3 mm tulang periapikal yang memungkinkan penilaian terhadap anatomi yang menyentuh langit-langit.

3. Caninus Rahang Atas
  • atur tabung pesawat gigi dengan bidang oklusal atas sehingga membentuk sudut 50 derajat caudally
  • film diposisikan memanjang
  • CP : ala of the nose

4. Premolar Rahang Atas
  • film dimasukkan ke dalam mulut pada posisi melintang tepat di premolar rahan atas
  • atur tabung dengan arah sinar 40 derajat caudally (tube ke lower occlusal plane)
  • sentrasi pada garis imaginer pertengahan antara inner canthus dan outer canthus
  • Posisi pasien : pasien duduk tegak
  • Posisi obyek : sejajarkan dengan AML dengan film, film berada didalam mulut jari mengganjal film
  • kV : 60 kV
  • mAs : 6
  • CR : 40 derajat caudally
  • CP : pertengahan premolar
  • Kriteria radiograf :
    • terlihat bagian crown, corpus dan akar dari premolar rahang atas
    • tidak terjadi superposisi
    • terjadi elongasi

5. Premolar Rahang Bawah
  • tube ke lower occlusal plane membentuk sudut 10 derajat
  • film diposisikan melintang
  • sentrasi pada batas bawah mandibula sejajar dengan pertengahan antara inner dan outer canthus
  • Krteria radiogaf : terlihat bagian apex sampai ke radices, maka jika terjadi fraktur akan terlihat.
6. Molar Rahang Atas
  • Posisi pasien : pasien duduk di tempat yang telah disediakan.

  • Posisi obyek : film posisikan melintang
      • sentrasi setinggi tulang zygomaticum daerah yang diperiksa 
      • atur AML (Acanthion Meatal Line) sejajar lantai
  • CR : 30 derajat caudally 
  • CP : pertengahan molar 1 dan molar 2
  • Kriteria radiograf : tampak os os zygoma
        • tampak dari os maxillary
7. Molar Rahang Bawah
  • untuk teknik vertikal pasien duduk pada kursi khusus (dental chair)
  • upper position line sejajar upper occlusal plane
  • perhatikan penyudutan tabung sinar-x vertikal angulasi positif (caudal)
  • perhatikan horizontal angulasi
  • persipakan bahan dan alat : letak film, penyudutan dan faktor eksposi disiapkan sebelum eksposi dimulai
  • persiapan : tangan radiografer harus bersih
      • gigi palsu pasien yang tidak permanen / benda lainnya harus dibuka
  • metode bisecting digunakan
  • produksi radiasi harus diperhatikan 
 Teknik pemotretan gigi rahang bawah :
  • Molar
    • tube ke lower occlusal plane membentuk sudur 0 derajat
    • film diposisikan melintang
    • sentrasi pada mandibula sejajar outer canthus

Ekstra Oral ada 2 : Panoramic dan Cephalometri

No comments:

Post a Comment

Innalillahi bapak

  Rabu siang tgl 18 oktober  Bapak sudah nampak lemas trnyata benar bapak lagi sakit  Sorenya bapak ke kamar minta obat tpi saya abaikan krn...